Memilih Karier Menurut Rencana Allah
Apa cita-cita kamu kalau sudah besar? Kita semua akrab dengan pertanyaan itu. Ingat ketika salah satu dari bibi atau paman bertanya pada Anda? Mudah-mudahan, pertanyaan itu diajukan ketika Anda masih kanak-kanak dan bukan setelah dewasa. |
Setiap orang membutuhkan sebuah model untuk diikuti, dan tidak pernah terlalu terlambat untuk mengajari anak-anak kita tentang prinsip-prinsip alkitabiah dari kerja dan pengelolaan bakat mereka. Dan, tampaknya, juga tidak pernah terlalu dini untuk merencanakan karier.
Mempertimbangkan fakta bahwa sekolah-sekolah umum modern sering memaksa remaja untuk membuat keputusan pendidikan dan karier pada usia yang semakin dini - kadang-kadang sedini kelas ke enam atau ke tujuh.
Tapi apakah itu cara terbaik untuk membuat keputusan karier? Apakah remaja kita belajar model alkitabiah untuk pendidikan dan pengambilan keputusan karier, atau itu adalah sebuah metode yang didasarkan pada kenyamanan sistem pendidikan?
Jika seseorang bertanya pada Anda bagaimana untuk memecahkan masalah karier dari perspektif alkitabiah, bisa Anda melakukannya? Sayangnya, banyak dari antara kita tidak tahu dari mana untuk memulainya - sebagian besar dari kita tidak pernah diajarkan tentang proses yang jelas baik di rumah, sekolah ataupun di gereja.
Apa langkah-langkah yang dapat Anda ikuti untuk menemukan bagaimana Tuhan telah merancang Anda dan apa panggilan-Nya bagi hidup Anda? Dan, apakah sifat spiritual dari pekerjaan?
Bagi orang Kristen, selalu ada dua sudut pandang, pandangan dunia dan pandangan Allah.
Perspektif dunia
Menurut sebuah laporan dari careerbuilder.com, pada tahun 2003 hampir satu dari empat pekerja tidak puas dengan pekerjaan mereka. Itu merupakan peningkatan 20 persen dibanding dengan survei dua tahun sebelumnya. Selain itu, 60 persen dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa mereka berencana untuk meninggalkan pekerjaan mereka untuk mencari pekerjaan lain dalam dua tahun ke depan.
Studi lain menunjukkan bahwa setengah dari mereka yang bekerja di bidang teknologi informasi mengatakan bahwa mereka akan lebih suka melakukan sesuatu dalam bidang seni.
Tidak ada bukti bahwa statistik tersebut telah membaik. Jadi itu berarti bahwa ada banyak pria dan wanita yang pergi untuk bekerja di pagi hari tetapi dengan perasaan bahwa mereka berada di bidang profesional atau pekerjaan yang salah. Mereka tidak hanya merasa bahwa mereka ingin bos yang berbeda - mereka berpikir bahwa mereka berada dalam karir yang salah sama sekali.
Statistik ini hanya mencerminkan fakta bahwa, pada umumnya, orang-orang mengambil keputusan karier di atas dasar yang salah - perspektif dunia menentukan sebuah karier. Beberapa sudut pandang ini misalnya karena pekerjaan tertentu akan mendapatkan bayaran yang besar. Atau mungkin karena mudahnya mendapatkan pekerjaan itu sebab banyak dibutuhkan, dan mungkin juga karena mengikuti teman-teman yang bekerja pada suatu bidang tertentu.
Mungkin pekerjaan itu terdengar bagus atau memiliki status yang baik, orang tua memiliki pekerjaan itu. Atau, mungkin sekedar untuk memenuhi impian orangtua yang tidak terpenuhi.
Apakah pertimbangan-pertimbangan pemilihan karier itu terdengar cukup akrab? Sayangnya, memang demikian adanya dan hasilnya selalu sama – stres, ketidakbahagiaan, harapan yang tidak terpenuhi dan akhirnya mengalami kejenuhan.
Perspektif Alkitabiah.
Di lembaga Crown Financial Ministries, misi kami adalah berbagi dengan Anda tentang Kabar Baik yang tidak akan Anda jalankan di bawah perspektif dunia dalam hal apapun – termasuk pekerjaan.
Sebagai orang Kristen, kita harus memahami bahwa Allah telah menetapkan kita masing-masing untuk mengisi peran khusus dalam pelayanan-Nya. Kita memiliki panggilan, yang Dia telah siapkan untuk kita, dan untuk itu Dia telah merancang kita masing-masing secara unik. Dan melalui pekerjaan yang diarahkan oleh Tuhan, kita mampu untuk melayani orang lain, menghormati Dia, mempengaruhi dunia di sekitar kita, dan memenangkan orang lain kepada-Nya.
Tidak pernah terlalu cepat untuk mulai perencanaan karier, dan itu pasti tidak pernah terlambat untuk mengajar anak-anak kita tentang prinsip-prinsip alkitabiah tentang kerja dan pengelolaan bakat dan talenta mereka. Setiap orang membutuhkan sebuah model untuk diikuti. Pertanyaannya adalah apakah model itu kepunyaan Allah untuk dipakai di dunia ini?
Para pemuda kita perlu ditanamkan dengan kesadaran bahwa mereka secara unik diciptakan oleh Tuhan dan karena itu mereka perlu mencari kehendak atau rencana Tuhan di dalam hidup mereka. Dalam akhirnya, mereka akan membuat perbedaan apakah mereka menjadi dokter, pemilik bisnis, editor, perawat, guru, pengacara, pegawai negeri atau pengkhotbah. Hal yang penting adalah apakah mereka mengikuti kehendak Allah bagi hidup mereka.
[Howard Dayton]