Masalah Emosional
Saya seorang Tuna Rungu yang lahir di daerah Pontianak. Suami dari H*******. Saya sekarang bekerja di sebuah perusahaan On
Line Shop: alatalat fashion, Vitamin, kaca mata Import, tas, perlengkapan wedding. Saya memiliki kelemahan dalam pendengaran,
atau menjadi seorang Tuna Rungu sejak aku lahir. Penyebab kerusakan pendengarannya karena pada saat Saya dikandung, mama
ada minum obat panas. Karena waktu hamil, mama Saya sakit panas sehingga mengharuskan mamaku harus minum obat panas.
Tidak diketahui secara pasti apakah obat yang diberikan dosisnya terlalu tinggi, apakah ada alergi dengan obat tersebut, atau ada
penyebab lainnya yang mempengaruhi janin. Namun, pastinya keluarga Saya tidak memiliki riwayat keluarga yang Tuna Rungu.
Saya dibesarkan bersama dengan dua saudaranya, anak pertama laki-laki, Saya anak kedua, dan yang terakhir adiknya seorang
wanita.
Keluarga Saya merupakan keluarga yang sudah Kristen. Sebenarnya Saya sudah menerima baptisan sejak masih bayi. Namun,
meskipun keluarga sudah Kristen semua, tapi saya belum sungguh-sungguh mengenal Tuhan Yesus. Saya hanya ikut-ikut papa dan mama saja ke gereja, saat itu gereja mereka di gereja di Jakarta. Saya bertumbuh menjadi anak yang nakal, karena
karena saya merasa kecewa akan hidup saya ini, saya marah, frustasi semua kekecewan menumpuk di hati saya dan saya belum
sunguhsungguh menerima Yesus Kristus. Mama Saya pernah marah besar karena kenakalanku. Kenakalan anak muda saat itu, yaitu
suka pulang malam, merokok, main billiard, dan suka melawan orang tua. Saya melawan orang tua karena merasa diperlakukan
seperti anak kecil, semua diberikan aturan, tidak bisa bebas. Pernah suatu kali Saya minta dibelikan kendaraan roda dua, tapi orang
tuaku melarang, karena khawatir kalaukalau Saya kecelakaan, karena Saya tidak bisa mendengar, terlalu beresiko. Tapi dimata
Saya itu bukti bahwa orang tua tidak mempercayai aku. Saya katakan bahwa mereka harus mempercayaiku. Tetapi berjalannya
waktu, akhirnya orang tua mulai memberikan kepercayaan, mereka memberikan Saya kendaraan untuk dibawa sendiri.
Kesulitan untuk bisa dipercaya bukan hanya dalam hal mengendarai kendaraan, tetapi juga ketika Saya berniat untuk melanjutkan
sekolah ke perguruan tinggi. Orang tua mengatakan bahwa seorang Tuna rungu akan mengalami kesulitan untuk bisa belajar dan
mengikuti kelas selama kuliah, artinya, ada ketidakpercayaan akan kemampuanku karena kondisi fisikku ini . Namun, saya tidak
kehilangan semangat untuk terus memberikan kepercayaan kepada orang tuanya bahwa saya sanggup untuk mengikuti perkuliahan.
Saya mengajak temanku, yang juga Tuna Rungu untuk bisa meyakinkan orang tuanya. Teman Saya ini juga seorang Tuna rungu yang
sudah kuliah, dan sudah bekerja. Akhirnya, orang tua Saya dapat diyakinkan. Saya akhirnya mengambil kuliah Design Grafis, selama
I tahun (D1) di salah satu kampus di jakarta, dan Saya berhasil membuktikan bahwa saya bisa !!, dan saya lulus. Itu sangat membuat
orang tua Saya bahagia, karena Saya bisa membuktikan bahwa sekalipun Tuna Rungu, tetapi aku bisa menyelesaikan kuliahku sampai
tuntas. Setelah melihat bahwa Saya bisa menyelesaikan studi D1 maka orang tua Saya menawarkan Saya untuk mau ambil studi lebih lanjut ke D3 atau S1 sekalian. Tapi Saya menolak, karena biaya cukup besar, dan Saya tidak ingin menambah kesulitan orang
tuaku Sebelum Saya bekerja di tempat yang sekarang, Saya bekerja sebagai karyawan penjualan kaset lagu-lagu selama 7 bulan,
namun akhirnya berhenti karena tidak sanggup, terlalu berat pekerjaannya karena harus angkatangkat barang berat. Setelah berhenti
selama beberapa bulan, Saya masuk kuliah selama 1 tahun. Setelah lulus kuliah saya cari pekerjaan dan saya mendapatkan pekerjaan
di P. Jayakarta, dan bekerja di perusahaan ini selama 7 bulan. Setelah 7 bulan bekerja di perusahaan tersebut, Saya pindah kerja ke
Sunter. Kerja di sunter selama 6 tahun lebih walah sering terjadi konflik di perusahan ini oleh karena salah satu penyelia saya menolak
bekerja sama dengan saya dengan alasan krn saya seorang tuna runggu saya tetep bertahan sampai 6 thn lalu Saya memutuskan untuk
mencari peruntungan lain dengan keluar dari perusahaan tersebut, dan masuk ke perusahaan yang sekarang ini Saya bekerja.
Pada mulanya Saya hanya sebagai design grafis dan fotografer untuk produkproduk perusahaan tersebut selama 8 bulan, sampai
akhirnya saya diangkat menjadi supervisor. Tidak mudah awalnya menerima kenyataan hidup, bekerja dengan pekerjaan yang susah.
Namun Saya selalu berdoa, dan meminta dukungan doa syafaat dari temanteman di Komisi Tuna Rungu, dan Tuhan memberikan
jawaban yang indah pada waktunya. Saya sekarang bekerja sebagai Supervisor. Semua terjadi seperti suatu anugerah yang Tuhan
sedikan baginya. Karena suatu ketika pimpinan perusahaan meminta Saya untuk menggantikan salah seorang supervisor yang
mengundurkan diri untuk menempati posisi yang ditinggalkan. Dalam kehidupan Saya,ia juga pernah marah kepada Tuhan dan tidak
bisa menerima kenyataan bahwa saya seorang tuna rungu. Namun, sekarang aku sudah bisa menerima keadaan hidupku sebagai
Tuna Rungu.
Pertumbuhan kerohaniannya banyak terbantu karena komunitas Tuna Rungu di Komisi Tuna Rungu GKI Pinangsia. Banyak hal yang baik
yang saya dapatkan karena mendengar firman Tuhan dalam kotbah di Komisi Tuna Rungu. Saya pertama ke Komisi Tuna Rungu ini
karena diajak oleh istrinya Saya. Di komunitas Tuna Rungu GKI Pinangsia inilah kami bisa bersamasama bertumbuh dalam pengenalan
akan Tuhan Yesus. Sampai saat ini masih setia bersama berbagian dalam melayani Tuhan Yesus. Di komisi Tuna Rungu inilah Saya
tahu apa itu melayani Tuhan Yesus. Bagi kami berdua, yang utama adalah mengenal Tuhan Yesus dan setia melayani Dia. Saya melayani
sebagai operator LCD, Istri ikut dalam Vocal Group, sebagai pemimpin pujian. Saya merasakan bahwa komunitas Komisi Tuna Rungu ini
sangat bermanfaat dalam membantu aku mengenal Tuhan Yesus, dan bertumbuh dalam iman. Pengenalan yang semakin bertumbuh
membuat Saya menjadi pribadi yang diubahkan. Saya dan Istri saat ini belum dikaruniai anak, namun aku akan selalu berdoa kepada
Tuhan Yesus, sampai waktunya Dia akan berikan. (Kesaksian Lain)